Di tengah dinamika zaman yang terus berkembang, penting bagi generasi muda untuk memahami konsep moderasi beragama. Hal ini menjadi sorotan utama dalam Seminar Nasional yang menghadirkan Cak Fandy Irawan, seorang penulis buku Memeluk Cahaya. Dengan motto yang inspiratif, "Hidup tidak hanya bernafas, tapi juga harus bermanfaat seluas-luasnya," Cak Fandy mengajak peserta untuk memahami bahwa moderasi bukan sekadar wacana, tetapi harus menjadi sikap hidup. Seminar Nasional ini dilaksanakan pada bulan November 2021 di IAIN Ponorogo dalam rangka ulang tahun UKM UKI Ulin Nuha.
Pentingnya Moderasi dalam Islam
Indonesia, sebagai negara dengan keberagaman agama dan budaya, membutuhkan pemahaman yang moderat dalam beragama. Cak Fandy menegaskan bahwa Islam dan Indonesia adalah dua hal yang berbeda tetapi bisa berjalan selaras. Sayangnya, di era digital ini, banyak individu yang mudah menghakimi orang lain karena perbedaan pemahaman agama.
"Siapa yang tidak menggunakan hukum Allah maka orang itu kafir." Kutipan ayat ini kerap disalahartikan oleh sebagian orang untuk menghakimi orang lain tanpa pemahaman yang mendalam. Rasulullah sendiri adalah sosok yang moderat dalam bersikap dan berpikir. Pada masa jahiliyyah, di mana banyak perbedaan keyakinan terjadi, beliau tidak pernah mencela atau menghakimi orang lain secara serampangan. Bahkan, dalam menghadapi kaum kafir saat itu, Rasulullah menunjukkan kebijaksanaan dan negosiasi yang patut dicontoh.
Tantangan Moderasi di Era Digital
Di era media sosial yang berkembang pesat, sikap moderat menjadi semakin penting. Sayangnya, banyak orang yang justru terjebak dalam ujaran kebencian, mudah terprovokasi, dan tidak berpikir panjang sebelum bertindak. Padahal, dengan sikap moderat, seseorang akan lebih bijaksana dalam menghadapi perbedaan. Moderasi tidak hanya sebatas pemikiran, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan.
Cak Fandy juga menyoroti bahwa konsep moderasi Islam tidak bisa disamakan di setiap negara. Ada hal-hal yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan beragama di Indonesia, tetapi bisa jadi masih baru di negara lain. Oleh karena itu, penting untuk memahami konteks sosial dan budaya dalam menerapkan nilai-nilai moderasi.
Cara Menjadi Muslim yang Moderat
Salah satu kunci utama dalam bersikap moderat adalah memiliki guru yang jelas sanadnya. "Kalau seseorang bersikap moderat tetapi tidak memiliki guru dan pemahaman tauhid yang kuat, maka ia bisa melenceng ke kanan ataupun ke kiri," ungkap Cak Fandy. Guru berperan sebagai rem dalam bersikap, menjaga hati agar tetap berada di jalan yang benar.
Selain itu, dalam menyikapi perbedaan pendapat, penting untuk memahami bahwa setiap orang memiliki perspektif berdasarkan guru dan latar belakang mereka masing-masing. Jika terjadi perbedaan, sebaiknya selesaikan dengan diri sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai perbedaan pendapat justru memicu konflik antara guru-guru yang ada, karena hal tersebut lebih berbahaya daripada perdebatan antar murid.
Menjadi Pemimpin dengan Jiwa Moderat
Menurut Cak Fandy, seorang pemimpin harus memiliki ghirah (semangat) yang tinggi dan tidak setengah-setengah dalam bersikap. Jika masih terpengaruh oleh opini orang lain, itu menandakan bahwa seseorang belum selesai dengan dirinya sendiri. "Kalau sudah selesai dengan diri sendiri, apapun kata orang, kita akan tetap tegak," tegasnya.
Tanpa moderasi dalam beragama, setiap individu akan membentuk konsep kebenarannya sendiri-sendiri, yang berpotensi menciptakan perpecahan. Rasulullah adalah teladan utama dalam hal ini, sebagai hamba yang terpercaya baik dalam ucapan maupun perbuatannya.
Kesimpulan
Seminar ini memberikan wawasan tentang pentingnya moderasi beragama bagi generasi muda, terutama di era digital. Dengan memiliki pemahaman yang benar, guru yang jelas, serta sikap bijaksana dalam menghadapi perbedaan, kita dapat menjadi Muslim yang tidak hanya kuat dalam keyakinan, tetapi juga mampu hidup harmonis dalam keberagaman.
Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kebaikan, bukan kebencian. Moderasi bukan hanya pilihan, tetapi kebutuhan bagi umat Islam agar dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi sesama.
0 comments:
Posting Komentar