-
Tiga siswi SMA sedang belajar bersama di ruang terbuka sekolah. Mereka tampak serius dan antusias membaca buku pelajaran, menunjukkan semangat kolaboratif dalam meraih prestasi akademik.
-
Pertandingan basket antar siswa berlangsung seru di lapangan sekolah. Para pemain menunjukkan semangat sportivitas dan kerja sama tim yang tinggi dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga.
-
Pasukan Paskibra berdiri tegap di tangga halaman sekolah, bersiap melaksanakan tugas pengibaran bendera. Mereka menunjukkan kedisiplinan dan jiwa nasionalisme yang tinggi sebagai perwakilan siswa.
-
Tiga siswa sedang mempresentasikan kegiatan pentas seni besar di hadapan kelas. Presentasi ini merupakan bagian dari pengembangan soft skill komunikasi dan rasa percaya diri siswa.
-
Upacara pengibaran bendera oleh anggota Pramuka berlangsung khidmat di halaman sekolah. Seluruh siswa mengikuti dengan tertib, mencerminkan semangat cinta tanah air dan disiplin diri.
Kamis, 26 Juni 2025
Cerita di Balik Jendela
Penulis: Alifa N. (XII IPA 1)
Setiap hari, aku duduk di bangku paling belakang, dekat jendela. Dari situ aku bisa melihat langit, burung yang lewat, atau anak kecil yang bermain di gang kecil depan sekolah.
Orang mengira aku hanya melamun. Tapi sebenarnya, di balik jendela itu aku sedang menyusun cerita. Tentang Ibu yang sedang sakit di rumah, tentang Ayah yang belum pulang dari rantau, tentang adik yang menungguku bercerita sepulang sekolah.
Jendela itu menjadi tempatku merangkai harapan. Di balik kaca, aku membangun semangat—agar suatu hari nanti, semua cerita sedih itu berubah menjadi kenangan yang penuh kekuatan.
Puisiku untuk Guru yang Tak Pernah Marah
Penulis: Reno F. (X IPA 1)
Guru yang tak pernah marah,
bukan berarti tak peduli.
Justru suaranya yang lembut,
membuatku lebih takut mengecewakan.
Ia tak pernah teriak,
tapi matanya berbicara.
Mengajarkan kami tentang tanggung jawab,
tanpa banyak kata, hanya lewat sikap.
Guru yang tak pernah marah,
adalah mereka yang paling kami ingat.
Karena ketegasannya datang dari kasih,
bukan dari suara tinggi.
Pelangi di Ujung Halaman Rumah
Penulis: Citra A. (X IPS 2)
Setelah hujan reda, aku melihat pelangi dari ujung halaman rumahku. Warnanya cantik, seperti menjanjikan harapan. Aku tinggal di rumah kecil dengan halaman sempit, tapi sore itu, langit membuatnya terasa luas.
Aku masih kecil, tapi aku tahu keluargaku tidak punya banyak. Ayah bekerja keras, Ibu sering menangis diam-diam. Tapi melihat pelangi membuatku percaya, mungkin suatu hari nanti hidup kami bisa lebih berwarna. Aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi aku berjanji dalam hati: aku akan belajar sungguh-sungguh, supaya bisa membuat pelangi itu hadir lebih sering di hidup kami.
Tentang Maaf yang Tak Selalu Diminta
Penulis: Arya Mahesa (X IPA 2)
Pernah ada teman yang menyakitiku, tapi dia tidak pernah minta maaf. Awalnya aku marah, menyimpan dendam, bahkan berharap suatu hari dia sadar dan menyesal.
Tapi waktu berjalan, dan aku mulai lelah membawa kemarahan itu ke mana-mana. Aku pun memutuskan untuk memaafkan, bukan karena dia layak dimaafkan, tapi karena aku ingin damai. Kadang, kita tidak butuh kata “maaf” untuk bisa memberi maaf. Kita hanya perlu keberanian untuk melepaskan rasa sakit.
Memberi maaf bukan berarti melupakan, tapi membebaskan diri dari beban emosi yang mengikat. Dan itu adalah bentuk penyembuhan paling tulus yang bisa kita berikan untuk diri sendiri.